Senin, 07 Januari 2008

HMI Jangan Jadi Demonstran

Sabtu,20 Oktober 2007
Padang , Harian Umum Singgalang

Anggota Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) menurut Ketua Dewan Penasihatnya yang juga Wakil Presiden RI , H. M. Jusuf Kalla memiliki kepentingan yang berbeda. ‘Warga' Kahmi termasuk Kahmi Sumbar diingatkannya, untuk tidak menyatukan perbedaan itu. Perbedaan justru mampu menjadi pemersatu. “Jangan coba-coba mengarahkan kepada kepentingan yang satu,” tegasnya dalam sambutan yang dipenuhi gelak tawa tersebut saat meresmikan penggunaan Kantor bersama HMI/Kahmi Sumbar di Jalan Hang Tuah nomor 158, Padang , Jumat (19/10) pagi.

Malah dari perbedaan itu bisa diselesaikan berbagai persoalan. Kasus Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang merupakan bagian dari perbedaan kepentingan dapat diselesaikan karena masing-masing bagian dari Kahmi. Pertemuan di Helsinki yang juga mempertemukan berbagai anggota Kahmi (termasuk yang berpihak pada GAM), bisa diselesaikan dengan mudah. “Itukan pertemuan anggota Kahmi. Termasuk saya yang menggerakkan dari Jakarta , sudah pasti orang Kahmi,” ujarnya sambil menyebut­kan sejumlah nama seperti Farid, Hamid dan Syofyan yang bertemu di Helsinki , Finlandia beberapa waktu lalu. Belum lagi beberapa persoalan antar partai politik yang juga bisa dicairkan kebekuannya berkat mereka yang berasal dari Kahmi. “Kahmi ini ada di mana-mana, sulit menemukan yang bukan Kahmi. Ada yang baik, juga ada yang buruknya,” sebutnya.

Keberagaman dan perbedaan kembali ditekankannya bisa menjadi kunci atau kekuatan bagi bangsa ini. Begitu juga dengan Kahmi maupun HMI. Agar Kahmi bisa lebih bagus dan baik di masa mendatang, disaran­kannya mulai menerapkan sistem satu tingkat di atas arisan. “Lebih dari itu pasti pecah. Karena bicara politik, pasti orang HMI bakal habis,” katanya. Sistem arisan dipandang bisa mewakili. Semuanya bisa bicara apapun. Mulai dari ekonomi, sosial, budaya atau lainnya. Dari pertemuan itu bisa dicapai berbagai persetujuan, sehingga tak ada yang merasa dirugikan akibat tak pernah ikut serta. Kepada HMI yang merupakan cikal bakal Kahmi, dia juga mengingat­kan jangan sampai menjadi manusia yang suka menolak. Sebagai insan akademis, HMI harus jadi orang yang memiliki intelektual yang tinggi. “Jangan jadi insan demonstran yang cenderung menolak apa saja,” ingatnya.

HMI hendaknya harus bisa menjadi pembina atau mendidik orang menjadi baik. Baik agama, akhlak maupun yang lainnya. “Saya justru maunya yang masuk HMI mereka yang buruk-buruk, kemudian dibina menjadi baik,” imbuhnya sambil menyebutkan, dia pernah melakukan perubahan di HMI. Perubahan gedung HMI/Kahmi Sumbar diharapkan bisa diikuti dengan perbaikan-perbaikan ke depan. Terutama dari sisi intelektualitas mereka yang ada di sana . Demi kebersamaan, dia menyarankan tak ada kursi yang berpola birokrat di gedung itu. “Jangan tiru gaya birokratlah, feodal,” katanya sambil tertawa renyah dan diikuti derai tawa para hadirin yang terdiri dari Menteri Perindustrian, Fahmi Idris, Menteri Sosial, Bachtiar Chamsyah, Wakil Gubernur Sumbar, H. Marlis Rahman, Wakil Ketua DPD RI, Irman Gusman, Syahrul Ujud, Walikota Padang, Fauzi Bahar, Wakil Walikota Padang, Yusman Kasim, mantan Ketua Badko Kahmi Sumbar era 1960-an, Saidal Bahauddin dan lainnya.

Hal senada juga diharapkan Gubernur Sumbar, H. Gamawan Fauzi. Dia berharap, gedung yang bagus bisa lebih melahirkan orang-orang hebat. Gedung Kahmi Sumbar yang dulu tak indah saja bisa mela­hirkan nama-nama besar yang kini sudah berkiprah di tingkat provinsi maupun nasional. “Salah satunya Gubernur Sumbar saat ini,” sebut Gubernur yang batal menggunakan teks pidatonya karena Ketua HMI Padang, Hendra Syahputra yang spontan memberikan sambu­tan tak memakai teks pidato. Dia khawatir, gedung bagus itu tak bisa melahirkan apa-apa, bila tidak menekankan kehadirannya sebagai tantangan. Tantangan untuk melahirkan kreatifitas yang lebih baik. Sebelumnya, Presiden Kahmi Sumbar, Firman Hasan pada kegiatan yang juga dihadiri Pengurus Kahmi Nasional, Asri Harahap menye­butkan, sejak peletakkan batu pertama, 4 September 2004 oleh Jusuf Kalla, sampai peresmian Jumat kemarin, pembangunan telah menelan dana Rp2,2 miliar. Dana itu berasal dari berbagai sum­bangsih para anggota Kahmi termasuk Jusuf Kalla yang saat peleta­kan batu pertama masih menjadi calon wakil presiden. Juga ada bantuan dari Pemprov Sumbar dan lainnya. Ke depan, demi keberlangsungan aktivitas di gedung itu, dia tetap mengharapkan sumbangsih itu terus mengalir.

Tidak ada komentar: